Guru Geografi Perlu Tahu Survei dan Pemetaan
Di lain sisi, rendahnya pengetahuan mereka tentang survei dan pemetaan, ternyata terbalik dengan kebutuhan yang semakin meningkat terhadap data dan informasi hasil survei dan pemetaan tersebut. Aceh merupakan satu contoh kasus, ketika pasca gempa dahsyat dan mega tsunami akhir tahun 2004 yang lalu, peta wilayah Aceh sangat dibutuhkan oleh berbagai kalangan.
Hal ini menjadi sesuatu ironi. Oleh karena itu, Heru Warsito, Kepala Bidang Pelayanan Jasa dan Produk BAKOSURTANAL, menekankan pentingnya pengetahuan tentang survei dan pemetaan kepada para guru sekolah, untuk kemudian ditularkan kepada anak didik mereka. Heru yang berbicara dalam Workshop Pemasyarakat Survei dan Pemetaan di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Rabu (12/03/2008), mengharapkan kegiatan ini menjadi suatu awal untuk tahu tentang survei dan pemetaan.
Pendapat ini diamini oleh Dekan Fakultas Pertanian Unsyiah, Prof. Dr. Sufardi, yang siap membantu para guru untuk lebih dari pada tahu, tetapi juga mengerti, dan ke depannya lebih menguasai serta dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sufardi, teknologi survei dan pemetaan di Kampus Unsyiah telah dikembangkan lebih dalam di Fakultas Pertanian, terutama di Program Pasca Sarjana KSDL (Konservasi Sumber Daya Lahan).
Teknologi survei dan pemetaan seperti Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG), telah menjadi salah satu mata kuliah di Fakultas Pertanian, khususnya Jurusan Ilmu Tanah.
Workshop yang dihadiri oleh para guru mata pelajaran geografi se-Banda Aceh dan sekitarnya ini, merupakan kerjasama Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi BAKOSURTANAL dan Fakultas Pertanian Unsyiah. Dalam kegiatan ini, selain diberikan pengetahuan tentang Penginderaan Jauh dan SIG, para guru juga dikenalkan dan praktek penggunaan GPS (Global Positioning Systems). AC
0 komentar